Pages

Banner 468 x 60px

Selasa, 21 Oktober 2014

Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Belanda & VOC

0 komentar



Meskipun Bali merupakan pulau kecil dengan wilayah yang sempit, tetapi pulau ini memiliki beberapa kerajaan seperti Kerajaan Buleleng dan Karangasem sehingga pemerintah Belanda ingin menguasai sebagian wilayah kekuasaan kerajaan Bali.

Keinginan Belanda untuk menguasai Bali dimulai sejak tahun 1841 dan seluruh raja di Bali dipaksa untuk menandatangani perjanjian yang isinya agar raja di Bali mengakui dan tuntuk kepada pemerintah Belanda. Sikap Belanda yang sewenang-wenang ini mendapat perlawanan dari rakyat Bali.
Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Penjajahan Belanda
Keinginan Belanda untuk menguasai Bali selalu tidak berhasil karena Bali masih bersifat konservatif (masih berlaku adat atau tradisi), yaitu hak tawan karang yang dianggap oleh Belanda sangat merugikan. Pada tahun 1844, kapal Belanda terdampar di Pantai Buleleng dan dikenakan hukum tawan karang. Pihak Belanda menolak dan menunjukkan sikap tidak terpuji, yaitu selalu turut campur urusan kerajaan di Bali dengan mengajukan tuntutan dengan isi sebagai berikut:
  • Membebaskan Belanda dari hukum Tawan Karang.
  • Kerajaan Bali mengakui pemerintahan Hindia Belanda.
  • Kerajaan Bali melindungi perdagangan milik pemerintah Belanda.
  • Semua raja di Bali harus tunduk terhadap semua perintah kolonial Belanda.

Semua tuntutan yang diajukan pemerintah Belanda terhadap rakyat Bali ditolak sehingga pada tahun 1846 Belanda menyerang wilayah Bali Utara dan memaksa Raja Buleleng untuk menandatangani perjanjian perdamaian yang isinya antara lain sebagai berikut:
  • Benteng Kerajaan Buleleng agar dibongkar.
  • Pasukan Belanda ditempatkan di Buleleng.
  • Biaya perang harus ditanggung oleh Raja Buleleng.

Pada tahun 1848, raja-raja di Bali tidak lagi mematuhi kehendak Bali, bahkan beberapa kerajaan telah bersiap-siap untuk menghadapi Belanda. Pos-pos pertahanan Belanda di Bali diserbu dan semua senjata dirampas oleh Gusti Jelantik. Peristiwa ini menimbulkan kemarahan Belanda dan menuntut agar Gusti Jelantik diserahkan kepada Belanda.

Pada tahun 1849, pasukan Belanda datang dari Batavia untuk menyerbu dan menguasai seluruh pantai Buleleng dan menyerbu Benteng Jagaraga. Pasukan Bali melakukan perlawanan habis-habisan (puputan) tetapi akhirnya Benteng Jagaraga dapat dikuasai oleh Belanda. Sejak runtuhnya Kerajaan Buleleng, perjuangan rakyat Bali makin lemah. Meskipun demikian, Kerajaan Karangasem dan Klungkung masih berusaha melakukan perlawanan terhadap Belanda.



Sejarah Perlawanan Rakyat Bali Terhadap Belanda (1846–1905) - Di Bali timbulnya perlawanan rakyat melawan Belanda, setelah Belanda berulang kali memaksakan kehendaknya untuk menghapuskan hak tawan karang. Hak tawan karang yakni hak bagi kerajaan-kerajaan Bali untuk merampas perahu yang terdampar di pantai wilayah kekuasaan kerajaan yang bersangkutan.

Telah berulang kali kapal Belanda hendak dirampas, namun Belanda memprotes dan mengadakan perjanjian sehingga terbebas. Raja-raja Bali yang pernah diajak berunding ialah Raja Klungklung dan Raja Badung (1841); Raja Buleleng dan Raja Karangasem (1843). Akan tetapi, kesemuanya tidak diindahkan sehingga Belanda memutuskan untuk menggunakan kekerasan dalam usaha menundukkan Bali.

patih Jelantik
Dalam menghadapi perlawanan rakyat Bali, pihak Belanda terpaksa mengerahkan ekspedisi militer secara besar-besaran sebanyak tiga kali. Ekspedisi pertama (1846) dengan kekuatan 1.700 orang pasukan dan gagal dalam usaha menundukkan rakyat Bali. Ekspedisi kedua (1848) dengan kekuatan yang lebih besar dari yang pertama dan disambut dengan perlawanan oleh I Gusti Ktut Jelantik, yang telah mempersiapkan pasukannya di Benteng Jagaraga sehingga dikenal dengan Perang Jagaraga I. Ekspedisi Belanda ini pun juga berhasil digagalkan.

Kekalahan ekspedisi Belanda baik yang pertama maupun yang kedua, menyebabkan pemerintah Hindia Belanda mengirimkan ekspedisi ketiga (1849) dengan kekuatan yang lebih besar lagi yakni 4.177 orang pasukan, kemudian menimbulkan Perang Jagaraga II. Perang berlangsung selama dua hari dua malam (tanggal 15 dan 16 April 1849) dan menunjukkan semangat perjuangan rakyat Bali yang heroik dalam mengusir penjajahan Belanda. 

Dalam pertempuran ini, pihak Belanda mengerahkan pasukan darat dan laut yang terbagi dalam tiga kolone. Kolone 1 di bawah pimpinan Van Swieten; kolone 2 dipercayakan kepada La Bron de Vexela, dan kolone 3 dipimpin oleh Poland. Setelah terjadi pertempuran sengit, akhirnya Benteng Jagaraga jatuh ke tangan Belanda. Prajurit Bali dan para pemimpin mereka termasuk I Gusti Jelantik, berhasil meloloskan diri.

Perlawanan rakyat Bali tidaklah padam. Pada tahun 1858, I Nyoman Gempol mengangkat senjata melawan Belanda, namun berhasil dipukul mundur. Selanjutnya, tahun 1868 terjadi lagi perlawanan di bawah pimpinan Ida Made Rai, ini pun juga mengalami kegagalan. Perlawanan masih terus berlanjut dan baru pada awal abad ke-20 (1905), seluruh Bali berada di bawah kekuasaan Belanda.

Sejarah Perang Bali 1846-1849

 

Sejarah Perang Bali 1846-1849 – Sahabat Pustakers, pada kesempatan kali ini Putsaka Sekolah akan berbagi arikel yang berjudul Sejarah Perang Bali 1846-1849. Pada abad 19 sesuai dengan cita-citanya mewujudkan Pax Netherlandica (perdamaian di bawah Belanda), Pemerintah Hindia Belanda berusaha membulatkan seluruh jajahannya atas Indonesia termasuk Bali. Upaya Belanda itu dilakukan antara lain melalui perjanjian tahun 1841 dengan kerajaan Klungkang, Badung dan Buleleng. Salah satu isinya bebunyi:
Raja-raja Bali mengakui bahwa kerajaankerajaan di Bali berada di bawah pengaruh Belanda. Perjanjian ini merupakan bukti keinginan Belanda untuk menguasai Bali.
Masalah utama adalah adanya hak tawan karang yang dimiliki raja-raja Bali. Hak ini dilimpahkan kepada kepala desa untuk menawan perahu dan isinya yang terdampar di perairan wilayah kerajaan tersebut.
Perang Bali
Antara Belanda dengan pihak kerajaan Buleleng yaitu Raja I Gusti Ngurah Made Karang Asem besarta Patih I Gusti Ketut Jelantik telah ada perjanjian pada tahun 1843 isinya pihak kerajaan akan membantu Belanda jika kapalnya terdampar di wilayah Buleleng namun perjanjian itu tidak dapat berjalan dengan semestinya.
Pada tahun 1844 terjadi perampasan terhadap kapal-kapal Belanda di pantai Prancah (Bali Barat) dan Sangsit (Buleleng bagian Timur). Belanda menuntut agar kerajaan Buleleng melepaskan hak tawan karangnya sesuai perjanjian tahun 1843 itu namun ditolak. Kejadian tersebut dijadikan alasan oleh Belanda untuk menyerang Buleleng.



Pantai Buleleng diblokade dan istana raja ditembaki dengan meriam dari pantai. Satu persatu daerah diduduki dan istana dikepung oleh Belanda. Raja Buleleng berpura-pura menyerah kemudian perlawanan dilanjutkan oleh Patih I Gusti Ketut Jelantik. Perang Buleleng disebut juga pertempuran Jagaraga karena pusat pertahanannya adalah benteng di desa Jagaraga. Perang ini disebut pula Perang Puputan, Kenapa dikatakan dengan Perang Puputan?, Karena perang dijiwai oleh semangat puputan yaitu perang habis-habisan. Bagi masyarakat Bali, puputan dilakukan dengan prinsip sebagai berikut:
  • Nyawa seorang ksatri berada diujung senjata kematian di medan pertempuran merupakan kehormatan.
  • Dalam mempertahankan kehormatan bangsa dan negara maupun keluarga tidak dikenal istilah menyerah kepada musuh.
  • Menurut ajaran Hindu, orang yang mati dalam peperangan, rohnya akan masuk surga.
Benteng Jagaraga berada di atas bukit, berbentuk “Supit Urang” yang dikelilingi dengan parit dan ranjau untuk menghambat gerak musuh. Selain laskar Buleleng maka raja-raja Karangasam, Mengwi, Gianyar dan Klungkung juga mengirim bala bantuan sehingga jumlah seluruhnya mencapai 15000 orang. Semangat para prajurit ditopang oleh isteri Jelantik bernama Jero Jempiring yang menggerakkan dan memimpin kaum wanita untuk menyediakan makanan bagi para prajurit yang bertugas digaris depan.
Pada tanggal 7 Maret 1848 kapal perang Belanda yang didatangkan dari Batavia dengan 2265 serdadu mendarat di Sangsit. Parukan Belanda dipimpin oleh Mayor Jendral Van der Wijck menyerang Sangsit lalu menyerbu benteng Jagaraga. Serangan Belanda dapat digagalkan.
Pada tanggal 1849 Belanda mendatangkan pasukan yang lebih banyak berjumlah 15000 orang lebih terdiri dari pasukan infanteri, kavaleri, artileri dan Zeni dipimpin oleh Jendral Mayor A.V Michiels dan Van Swieten. Benteng Jagaraga dihujani meriam dengan gencar. Tak ada seorangpun laskar Buleleng yang mundur, mereka semuanya gugur pada tangal 19 April 1849 termasuk isteri Patih Jelantik yang bernama Jero Jempiring. Dengan jatuhnya benteng Jagaraga maka Belanda dapat menguasai Bali utara. Selain puputan Buleleng, perlawanan rakyat Bali juga terjadi melalui puputan Badung, Klungkung dan daerah lain walaupun akhirnya pada tahun 1909 seluruh Bali jatuh ke tangan Belanda.

Sumber Segala Sumber :
Read more...

Kamis, 10 Juli 2014

5 Petarung Terbaik UFC dari berbagai kelas

45 komentar
Ini Adalah Post Pertama saya, saya baru masuk dunia blog, jadi maklum lah apabila tulisan atau yang lainnya kurang menarik.! hehehe
Oke langsung ke Topik Pembicaraan Berhubung saya suka sekali sama Acara UFC ( Ultimate Fighting Championship) dan saya tidak pernah melewatkan pertandingan UFC dan yang terakhir saya menyaksikan UFC 175 Pada tanggal 05 july 2014 Yaitu Lyoto Machida VS Chris Weidman (kelas middleweight),

Pertandingan yang di menangkan oleh Chris weidman, dan Chris weidman pun berhasil mempertahankan Title juara bertahan kelas middleweight. setelah saya menyaksikan laga tersebut saya jadi terinspirasi untuk membuat tulisan "5 Petarung Terbaik UFC dari berbagai kelas" Berikut adalah ulasannya :
1. CHRIS WEIDMAN










Siapa Yang tak kenal Orang ini iya adalah Chrish Weidman dari kelas Middleweight Yang Telah Mengalahkan Anderson Silva dua kali dan Membuat silva harus menyerahkan Title juara bertahan kelas Middle weight kepada weidman, tak hanya itu weidman juga membuat Silva harus pensiun dari ajang tersebut UFC di karenakan mengalami patah tulang kaki yang cukup parah pada pagelaraan akbar UFC 168. Tak hanya itu weidman juga berhasil mempertahankan Title juara bertahan dari kompetitor beratnya yaitu Lyoto Machida Pada UFC 175. 
Record :  12-0-0
Summary : Wrestling, Athleticism, Quick Learner
FIGHTER INFO : 
From : Mineola. NY USA
Fight out of : Baldwin, NY USA
Age : 30
Height : 187 cm
Weight : 84 kg


2. RONDA ROUSEY


















Ialah Ronda rousey wanita tangguh asal Riverside, California USA,
Petarung UFC Women's Bantam Weight ini, Sampai Sekarang masih Belum ada yang bisa mengalahkannya dan pemegang Title juara bertahan kelas Women's Bantam Weight  Terakhir Ronda Di tantang kompetitor beratnya yaitu Alexis Davis.
pada UFC175 .
Laga yang di perkira kan akan ketat itu justru memberi kejutan lain, Alexis Davis Harus Di paksa KO/TKO pada Ronde ke 1, dan itu membuat publik tercengang.

Ronda benar benar masih terlalu tangguh bagi lawan lawannya di kelas Women's Bantam Weight.
Record : 10-0-0
Summary : Takedowns, Submissions, explosiveness, olympic, experience.
From : Riverside CA USA
Fights out of :  Venice, CA USA
Age : 27
Height : 170 cm
Weight :  61 kg



3. JOHNY HENDRICKS













Johny Hendricks Adalah petarung UFC kelas Welter Weight dan sekaligus pemegang Title Juara Bertahan Kelas Tersebut. Johny juga memiliki ciri khas yaitu janggut yang begitu Lebat dan ini menjadi daya tarik tesendiri baginya.
Johny yang sampai saat ini belum pernah terkalahkan di Kelas WelterWeight Ini Terakhir melakoni laganya pada UFC171, Dan di menangkan di akhir laga Ronde 5 melalu decision.
Record : 16-2-0
Summary : Ellite wrestler, Power
From : Ada, OK USA
Fight out of : Dallas, TX USA
Age : 30
Height : 175 cm
 Weight : 77 kg




4. JON "BONES" JONES












Jon jones Adalah Petarung UFC asal Rochester NY USA Sekaligus juara Bertahan kelas Light Heavyweight. Juara bertahan Jon “Bones” Jones telah memecahkan rekor divisi light heavyweight UFC yang sebelumnya dipegang Tito Ortiz dengan mempertahankan sabuk sebanyak 5 kali, dengan kemenangan yang tidak mudah atas Alexander Gustafsson di UFC 165, Jones sekarang 6 kali bertahan sebagai juara divisi light heavyweight UFC (7 bila dihitung sejak merebut sabuk dari Mauricio Shogun Rua di UFC 128 tahun 2011).
Record : 20-1-0
Summary : wrestling, jiu-jitsu, muay thai
From : Rochester NY USA
Fight out of : Endicott NY USA
Age : 26
Height : 193 cm
Weight : 93 kg


5. CAIN VELASQUEZ












Dan yang terakhir ialah Idola saya Yaitu CAIN VELASQUEZ.
Cain Velasquez Lahir pada 28 jully 1982 di Salinas, California. Ia memulai karir bela dirinya setelah lulus kuliah dan bergabung Dengan AMERICAN KICKBOXING ACADEMY 

Cain Velasquez mendapat Title juara kelas Heavyweight Pertama saat melawan Antonio Rodrigo Nogueira. pada saat itu cain velasquez tidak di unggulkan sama sekali, tapi velasquez memberi kejutan Nogueira KO di ronde pertama.
Dari Setiap Pertandingan yang di lakoni velasquez, yang paling menarik ialah saat Cain Velasquez Melawan Junior Dos santos yang terjadi di tiga pertarungan.
Pertarungan pertama di menangkan dos santos, pertandingan ke dua di menangkan Cain velasquez. pada pertandingan kedua Dos santos tidak menerima kekalahannya dan malah menantang kembali velasquez. Alhasil Pertandingan Ke Tiga pun Hadir yaitu UFC166 :

Pertarungan ini pada ronde pertama sangat ketat sekali, pada ronde dua - lima velasquez unggul hingga pada akhir ronde lima Cain Velasquez Melakukan Takedown pada dos santon, sehingga membuat wasit menghentikan pertandingan. dan velasquez pun menang untuk yang kedua kalinya ata Junior Dos Santos.
dalam Pertandingan Itu Dos santos di buat babak Belur :


























Record Cain Velasquez : 13-1-0
Summary : Well-Rounded, Takedowns, Power
From : Yuma, AZ USA
Fight out of : San jose, CA USA
Age : 31
Height : 185 cm
Weight : 109 kg


By : @Kieb_MMA
Read more...